Selamat datang di Aurora's Blog,jangan lupa follow me yach

Jumat, 25 Mei 2012

Indahnya Persahabatan Dalam Islam

Manusia dalam hidupnya tidak bisa lepas dari orang lain. Bergaul menjadi fitrah dan kebutuhan dasar manusia. Untuk memenuhi kebutuhannya, manusia harus menjalin hubungan dengan sesamanya. Kehadiran orang lain adalah suatu keharusan karena manusia tidak bisa hidup sendiri.
Menyadari hal diatas, dalam menjalin hubungan persahabatan dengan orang lain, manusia harus menjunjung tinggi prinsip simbiosis mutualisme (hubungan yang saling menguntungkan). Dan hubungan yang semata-mata hanya untuk memperoleh ridha Allah SWT. Bukan hanya untuk tujuan tetentu yang hanya menguntungkan diri sendiri. Karena bila demikian, ikatan tersebut tidakakan kekal. Persahabatan itu akan hilang seiring tergapainya tujuan yang diinginkannya. Sebagaimana perkataan Ibnul Qayyim Al-Jauziyah, “Sesungguhnya siapa saja yang senang kepadamu karena adanya keinginan, maka ia akan berpaling darimu jika telah tercapai keinginannya”.
Nabi Muhammad SAW pernah mengibaratkan ikatan persahabatan antar dua orang muslim dengan kedua belah tangan. Beliau tidak memakai perumpamaan lain karena jalinan hubungan antar kedua tangan sangat cocok untuk dijadikan, ibarat dalam menjalani hubungan sesama manusia. Kita bisa melihat bagaimana kedua belah tangan saling membantu satu sama lain dalam usaha menggapai tujuan. Keduanya bersatu padu dalam mewujudkan tujuan. Keduanya melebur menjadi satu untuk mencapai tujuan yang sama.
Demikian juga jalinan persahabatan manusia akan lebih indah seandainya dilandasi dengan semangat kerjasama sebagaimana kedua belah tangan. Mereka senantiasa saling bahu-membahu untuk mencapai bersama. Menanggung bersama setiap kesedihan yang menimpa. Dan setiap kebahagiaan akan selalu dinikmati bersama. Dalam situasi dan kondisi apapun jalinan kerjasama terus berlanjut. Saling membantu saat dibutuhkan walau tanpa diminta serta saling menjaga rahasia dan aib. Bersabda, “Paling utamanya amal baik ialah memberi kegembiraan kepada saudaramu yang beriman”. (HR. Ibnu Abi Dunya).
Selain itu, seseorang dalam bergaul juga dituntut untuk selalu menampakkan wajah ceria. Mengucapkan salam jika bertemu. Memaafkan bila terjadi kekeliruan. Saling memberi nasihat. Sama-sama mendo’akan karena do’a seseorang untuk temannya mudah terkabulkan. (HR. Muslim). Dan yang paling sulit adalah saling mengorbankan harta benda yang dimilki. Imam Al-Ghazaali membagi 3 jenis sikap manusia dalam memberikan pengorbanan terhadap orang lain. Pertama, memposisikan teman sebagaimana hamba sahaya atau budak. Dalam arti selalu memenuhi kebutuhannya meskipun tanpa diminta. Kedua, memposisikannya seperti diri sendiri. Sehingga apa yang dimilki rela untuk digunakan bersama. Ketiga, tingkatan tertinggi dalam pengorbanan. Yaitu selalu mengutamakan kepentingannya dari pada kepentingan sendiri.
Indahnya persahabatan antar orang mukmin sehingga bisa menumbuhkan rasa persaudaraan yang kokoh dapat kita baca pada kisah sahabat Muhajirin dan Anshor. Terutama kisah antara Sa’ad bin Rabi’ dengan Abdurrahman bin ‘Auf. ” Saudaraku, aku adalah penduduk Madinah yang kaya raya” ucap Sa’ad kepada Abdurrahman untuk membantu memringankan Abdurrhman. “Silahkan pilih separuh hartaku dan ambillah,” tegas Sa’ad. Bahkan Sa’ad bin Rabi’ menambah penawarannya, ” Akupun mempunyai dua orang istri, coba perhatikan yang lebih menarik perhatianmu, akan kuceraikan ia hingga engkau dapat memperistrinya”.
Dari kisah diatas, kita bisa membaca betapa kuatnya ikatan persahabatan dan rasa persaudaraan antar sahabat Anshar dan Muhajirin. Sebuah ikatan yang dilandasi ketulusan dan keikhlasan. Ikatan yang betul-betul karena untuk meraih ridha Allah SWT. Bukan karena untuk maksud tertentu.
semoga kisah diatas bisa dijadikan cerminan dulur-dulur…….
sebagaimana amal perbuatan kedua yang sangat dicintai oleh ALLAH SWT yaitu “menyambung tali silaturahim”. (hadratus syaikh KH. hasyim asy’ari).
http://mantebszone.wordpress.com/2008/07/26/indahnya-persahabatan-dalam-islam/


Rabu, 02 Mei 2012

The Real Us



The Real Us
Author           : Gisantia Bestari
Penerbit         : Gramedia Pustaka Utama (GPU)
Tanggal Terbit : 6 Februari 2007
ISBN/EAN    : 9792226443 / 9789792226447
Jumlah Hal.     : 192
Berat              : 145 gram
Dimension      : 130 x 200
       

           Kyana,Byan,Misty adalah cewe kembar dari keluarga Kashogi yang tumbuh bersama dengan pola pikir dan cara pandang yang hidup yang berbeda-beda.Mereka tinggal di kos-kosan yang bernama Kos Komet.Mereka tinggal di kos ini sejak masuk SMA.
Kos Komet berlokasi di Jakarta Selatan dan di peruntukkan bagi remaja-remaja putri.Bu Dive adalah nama pemilik kos-kosan itu,dia mempunyai 2 orang anak,anak pertamanya cowo namanya Kamga,dan anak keduanya bernama Nera.
Rumah Kyana,Byan,Misty letaknya di Jakarta Timur,sebenarnya bisa saja bersekolah di SMA di daerah Jakarta Selatan tanpa harus mengekos di sana.Tapi orangtua mereka menyuruh mereka ngekossaja,supaya mreka lebih mandiri.
Si Sulung Rizkyana Kashogi alias Kyana,centil dan tukang dandan.Hobinya gonta-ganti pacar.Cewe ini kalo pacaran gampang banged putusnya.Tapi dia gak pernah sedih berkepanjangan karena sesudahnya pasti ia dapet cowo lagi,yang suka sama dia memang banyak.
Si Tengah bernama Byan,nama lengkapnya Debyan Kashogi.Byan tipe cewe pendiam,pemalu,suka minder,serta sangat tertutup.Bagi Byan belajar urusan nomor satu.
Si Bungsu bernama lengkap Primisty Kashogi,biasa di panggil Misty.Cuma satu kesan yang di dapat saat melihat cewe ini,yaitu tomboy.Misty gak tau apa-apa tentang kosmetik.Tapi yang namanya Olahraga,apalagi basket,wah … dia oke banget Dehh!
Kalou berdiri berjajar,ketiga cewe ini kelihatan sama.Padahal kalu di perhatikan dengan seksama,kita pasti langsung bisa membedakan mereka,karena yang satu kelihatan dandan banged,yang satu lagi tampak sederhana,dan yang satunya lagi…”dekil”.
Kyana dan Misty sering banget bertengkar,sampai-sampai sering banget di marahi ibu kos mereka,gara-gara hal sepele aja mereka langsung bertengkar.Byan pasti yang dapat mencari solusi agar mereka bias damai.

Habibie dan Ainun movie